Oiya dan pada saat closing acara ini gue juga mau
Kali ini gue perform bareng anaknya seorang musisi ternama di Indonesia. Gue nyanyi dan dia akan ngiringin gue dengan piano.
"Kamu mau perform?" Kata salah satu orang di sound system
"Iya, bisa saya ambil nada, biar nanti enggak kaget" Kata gue
"Kamu mau perform serius?" Katanya lagi
Dalem hati, siaul liat aja nanti lo bakal lelah leleh iler liat gue
Beberapa menit kemudian...
"Cynthia, lo tampil jam 10.40, jam 10.30 lo harus standby di backstage" Kata salah seorang panitia
"Sip, beres deh" Kata gue
Gue buru-buru menghubungi pengiringnya dan janjian akan standby jam setengah sebelas siang. Sementara itu gue menghabiskan waktu di kamar mandi teriak-teriak nyanyi enggak jelas, untung aja di depan kamar mandinya ada police line, lalu gue dengan indahnya gue terobos tuh police line, memasuki labirin toilet satu persatu dan mulai dengan satu teriakan yang indah, yap! lagu I Will Fly, sebuah lagu yang kerap membuat temen-temen gue enek sama gue karena keseringan gue nyanyiin.
Beberapa menit kemudian gue balik ke temen-temen gue (Anin, Ibtisani, Jian, Freya, Indani) gue langsung duduk di sela-sela mereka *lho
"Abis ngapain aja lo di toilet? Nerobos po;ice line lagi!" Kata Anin, salah seorang temen gue
"Abis meditasi yaa?" Kata Ibtisani dan Jian (temen gue yang lain lagi)
"ENGGAK, GUE ABIS MENGGELAR KONSER TAHUNAN GUE" Kata gue mantap
Yang lain ketawa
Tiba-tiba suasana hening
"Cuy, mending gue pake baju ini apa ganti baju bawaan gue, agak alay sih bajunya" Kata gue sambil nunjukin baju yang gue bawa
"Et dah, lo mau nyanyi apa main ondel-ondel, mendingan lo pake baju yang sekarang lo pake aja deh" Kata Anin
Hening
Siaul, baju sekeren ini dibilang mau main ondel-ondel.
Beberapa menit kemudian, si pengiring tadi nyamperin gue, buru-buru standbydan check sound dulu di backstage.
"Cynthia, lo nyanyi 2 lagu kan?" Kata salah seorang panitianya
"Enggak 1 lagu aja" Jawab gue
"Tapi di adwal acara lo tampil durasinya 10 menit, jadi nanti lo tampil 2 lagu" Kata dia lagi
"Tapi gue belom ada persiapan lagi yang satu lagu" Jawab gue pasrah
"Gue nggak mau tau, pokoknya lo harus tampil 2 lagu nanti. Ayolah inikan ACEX angkatan kita, termasuk lo juga" Kata dia emosian
"Iyadeh..." Kata gue sekarat
Mampuslah gue pada detik itu juga, gue bener-bener blank mau nyanyi apa untuk lagu yang ke dua nanti.
"Kamu bisa lagu apa lagi selain lagu yang tadi?" Kata gue pada pengiringnya
"Aku cuman bisa itu kak, soalnya ini baru pengalaman pertama ngiringin nyanyi" Katanya
Fine, lengkap sudah penderitaan gue kali ini.
"Pokoknya gue enggak mau tau, akapela aja, tanpa musik"
Jujur gue belom pernah perform secara akapela, tentu saja sebagai penyanyi berkelas (apabanget) gue enggak mau reputasi gue jatoh begitu saja karena menolak bernyanyi dengan akapela. Dan, tantangan itu gue terima dengan pasrah.
Tiba saatnya nama gue dipanggil, lagu pertama gue menyanyikan sebuah lagu dari Alm. Whitney Houston, judulya "The Gretatest Love of All" Selama gue nyanyi seuanya hening, mungkin suara macannya berkeliaran dan menggelegar butuh ribuan suara macan buat nyanyi ini
Sukses lagu pertama dibawakan, mengundang tepuk tangan ribuan penonton dari berbagai pelosok negeri (apadeh) Tiba saat yang peling menegangkan nyanyi dengan akapela, gue bener-bener bingung mau nyanyi apa, dan satu-satunya lau yang terlintas di pikiran gue adalah "You Raise Me Up" dan butuh tenaga lebih ekstrem untuk nyanyiin ni lagu, tanpa iringan musik pula. Berarti kualitas suara memang sangat di expose.
Semua hening, tidak ada yang berbicara satupun.
Selesai
"Cyn, suaralo bagus banget"
"Makasih"
Gue kembali ke tempat duduk, anak-anak SMA juga turut nyorakin gue. Dan seorang anak (cowo) nyamperin, sebenernya gue tau banyak dari temen-temen seangkatan gue yang ngefans dan sangat mengidolakan dia.
"Cynthia, kamu tadi nyanyi bagus banget" Kata seorang anak SMA tadi
"Makasih kak" Kata gue pasrah
"Good job for you!" Kata temennya dia
"Makasih kak" Kata gue lagi
Entah dia kena sambet atau disogok jin apa bisa ngomong gitu ke gue. Gue masih ragu.
Guepun langsung sms temen gue di pojok sana (jarak cuma beberapa meter pake sms segala)
"Cuy, gue takut semua anak-anak di sini, mereka kena sambet apa bisa bilang suara gue bagus"
Kata gue di sms
"Emang iya sih, mereka tulus kok" Kata temen gue
Masa sih? Gue masih enggak percaya.
Beberapa jam kemudian, nyokap gue jemput dan gue pulang.
Finally, 1 tantangan yang gue terima walau dalam keadaan memaksa dan sangat mengikat. Setidaknya dengan kesungguhan, niat yang kuat, dan asal punya bayangan untuk proses tersebut. Insya Allah, semua lancar.
Jujur, gue enggak berani menyombongkan diri, gue masih menganggap gue belom ada apa-apanya, karena masih banyak yang lebih dari gue. Gue nggak gampang puas dan enggak percayaan. Tapi, perlu dipercayai bahwa semua pasti ada jalan keluar.
Still ready for get the new Challenges?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar